Sosok sukses peternak Bebek
Desa kebonsari adalah desa di
kecamatan candi sidoarjo yang merupakan sentra penghasil telur asin.dibalik
desa yang lebih dikenal dengan julukan kampong bebek dan telur asin itu,pak
musolin atau lebih akrab dipanggil pak mus,lahir di sidoarjo,17 maret 41 tahun
lalu dan sempat menganyam pendidikan di smp islamiyah dan tarakhir dari man
sidoarjo tahun 1991 ini,boleh dikatakan salah satu penggerak sebagai peternak
sekaligus produktor telur asin.motivasi beliau mendirikan usaha ini bukan lain
karena beliau merasa tak nyaman bekerja sebagai karyawan pabrik,memang 2 tahun
lalu beliau adalah seorang karyawan atau
lebih tepatnya karyawan pabrik tapi karena beliau merasa tak nyaman dengan
posisinya maka,beliau memilih untuk keluar dan mengikuti program TKMS yaitu
program pelatihan wirausaha dari pemerintah,hingga sampai beliau pada saat ini.
Bapak yang ditemuai pada hari selasa,6 maret di suatu
kesempatan ini,juga menerangkan sejarah berdirinya kampong bebek ini.beliau
menegaskan bahwa,dulu cikal bakal kampong bebek hanya terdiri dari sedikit
orang yang berternak,lambat laun berkat motivasi bapak bupati,akhirnya semakin
banyak anggota peternak dan hingga saat ini dikenal dengan sebutan kampong
bebek.sebenarnya, usaha pak musolindimulai pada tahun 1997 namun baru ketika
menjelang momen lomba nasional kampong bebek baru diresmikan.sementara itu
menurut beliau awal usaha ini diawali berkat
program TKMS yang memberikan pelatihan dan ditunjang meminjam modal dari
sejumlah Rp 600.000,- saja pada waktu itu.dana yang telah dipinjam kemudian
dipakai untuk membeli 100 ekor bebek beserta kandangnya.untuk mengembangkan
usaha.beliau mengupayakan peningkatan jumlah bebek karena beliau berprinsip
bahwa jika jumlah bebek meningkat, maka telurnya pun akan semakin
banyak.prinsip terseebut berhasil beliau wujudkan ditandai oleh bertambahnya
jumlah bebek yang dulu awal berdirinya berjumlah 100 ekor,kini bertambah
menjadi 1100 ekor bebek.
Dalam pemasarannya,beliau masih mengandalakan system ambil
ambil barang yakni,setiap hari beliau memiliki pelanggan tetap yang mengambil
hasil produksinya untuk dijual lagi. Namun di akhir pekan biasanya berdatangan
pelanggan dari luar kota yang sengaja singgah membeli beberapa telur asin juga. Dibantu oleh 3 orang pekerja yang juga tetangganya tersebut,beliau
terjun sendiri ke dapur untuk membuat telur asinnya.beliau membuat telur asin
dengan menyiapkan alat dan bahan seperti baskom atau bak,batu bata yang sudah
dihaluskan didapat dari japanan yang telah berbentuk seperti itu,garam,air dan
tempurung kelapa untuk pengasapan telur asin asap.setelah disiapkan alat dan
bahan, telur yang diambil dari kandang,dicuci bersih dengan cara digosok.batu
bata yang telah halus dicampur dengan
air dan garam secukupnya dan dilulurkan pada telur.setelah didiamkan selama
9-10 hari,telur asin telah siap dipasarkan setelah dicuci bersih.untuk yng
diasp maka prosesnya sama namun hanya proses akhirnya telur diasap hingga
berwarna coklat kehitaman.
Tanggapan pasar terhadap telur asin beromset 30 juta dalam
sebulan itu,memiliki respon positif.hal ini ditunjukkan dalam sehari beliau
mamou menjual telur asinnya hingga 500-600 butir. Hambatan uasaha yang mendapat
usaha baik dari masyarakat maupun pemerintah ini,ialah sulitnya para anggota di
kampung bebek ini untuk berkumpul.untungnya hal tersebut dapat disiasati dengan
sosialisasi mengenai pentingnya komunikasi dalam anggota guna mengembangkan
potensi wisata ini ole pengurus.
Walaupun kampong bebek inii baru resmi dibangun selama 1 tahun,namun kampong bebek ini telah banyak
mendapat prestasi diantaranya juara 1 lomba nasional 2011.kiat sukses bapak
pengusaha ini ialah “MAN JADDA WAJADA” yakni siapa yang bersungguh-sungguh
pasti bisa dan harapan beliau untuk usahanya ialah semoga hasil produksi beliau
laku terjual hingga ku luar jawa dan lebih baik,baik perkembangannya maupun
packing hasil produksinya, ujar pak musolin di akhir wawancara.
0 komentar:
Posting Komentar